Kamu pasti pernah denger kan tentang Eceng Gondok? Tanaman air yang sering bikin repot ini punya nama keren dalam bahasa ilmiah, Eichhornia crassipes. Aslinya dari Amerika Selatan, tapi sekarang udah nyebar ke mana-mana dan jadi masalah besar di banyak tempat. Meskipun sering dianggap gulma, eceng gondok ternyata punya banyak manfaat juga, lho! Yuk, kita bahas lebih lanjut di artikel ini.
Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) berasal dari hulu Sungai Amazon di Amerika Selatan1, yang merupakan habitat alami tanaman ini. Dari sana, Eceng Gondok menyebar ke berbagai wilayah tropis dan subtropis di seluruh dunia. Penyebarannya yang luas dimulai pada abad ke-19 ketika tanaman ini diperkenalkan sebagai tanaman hias dan untuk pengendalian erosi di beberapa negara, seperti Amerika Serikat dan Australia. Namun, karena pertumbuhannya yang cepat dan kemampuannya yang invasif, Eceng Gondok kemudian menjadi masalah utama sebagai gulma air yang mengancam ekosistem air tawar di banyak tempat di dunia.
Nama ilmiah Eceng Gondok, Eichhornia crassipes berasal dari sejarah penelitian botani. Nama genusnya, Eichhornia, diambil dari seorang ahli botani Jerman bernama Johann Albert Eichhorn. Sedangkan kata spesiesnya, “crassipes“, berasal dari bahasa Latin yang artinya “kaki tebal” atau “batang tebal”, merujuk pada batang tanaman ini yang berongga dan kadang-kadang terisi dengan udara. Kombinasi dari kedua kata ini secara resmi diberikan oleh ahli botani Martius pada tahun 1823.
Bagian 2: Ciri-Ciri Fisik
Eceng gondok memiliki daun lebar, tebal, berkilau, berbentuk oval yang dapat naik di atas permukaan air hingga 1 meter. Daunnya bulat dan berkulit, melekat pada tangkai yang berongga dan kadang-kadang menggelembung. Akarnya tebal dan berbulu, jadi dia bisa mengapung di atas air dengan gampang. Tanaman ini menghasilkan bunga ungu muda yang menarik. Cantik sih, tapi hati-hati, dia bisa jadi invasif banget!
Ada beberapa fungsi tanaman menurut Norman K Booth, yaitu fungsi struktural, fungsi estetika, dan fungsi lingkungan. Fungsi strukturalnya, eceng gondok bisa dipakai buat bikin batas alami antara area yang berbeda di taman atau lanskap. Jadi, ruangannya lebih tertata dan jelas. Eceng gondok juga bisa dipakai buat nyaring pemandangan yang nggak oke atau nge-frame pemandangan yang indah. Jadi, pandangan kita diarahkan ke spot yang keren.
Dengan bunga ungunya yang cantik dan daun yang mengapung, eceng gondok bisa nambah elemen visual yang menarik di taman air atau lanskap sebagai fungsi estetika. Jadi, tampilannya lebih berwarna dan bertekstur. Terakhir, fungsi lingkungan eceng gondok ini ada banyak, di antaranya: bisa ngatur suhu dan kelembapan, pengendali erosi, habitat dan sumber makanan hewan air, ngatur aliran air, dan jadi filter alami2.
Bagian 4: Konsep Desain Yang Cocok
Eceng gondok cocok untuk tema lanskap yang bertema alami dan modern dan kurang cocok untuk taman renaissance atau klasik yang formal. Dalam desain modern, Eceng Gondok bisa ditata dengan menggunakan bentuk geometris dan elemen minimalis. Warna hijau dan ungu dari eceng gondok bisa jadi aksen menarik dalam desain yang simpel. Untuk tema alami seperti pada tema nusantara, tanaman ini bakal nge-blend sempurna. Tambahin elemen-elemen tropis lain kayak palem, pakis, dan bunga-bunga tropis buat tampilan yang eksotis.
Eichhornia crassipes — Eceng Gondok (Sirigron via pinterest)
Bagian 5: Perbanyakan
Cara memperbanyak Eceng Gondok itu gampang banget dan bisa pake beberapa cara. Yang pertama, kamu bisa pake stek dengan motong bagian tanaman yang sehat, lalu biarin ngambang di air bersih sampai tumbuh akar baru. Kedua, kamu bisa pisahin anakan atau tunas baru yang tumbuh di sekitar tanaman induk, terus pindahin ke tempat lain. Ketiga, kalau eceng gondoknya udah berbunga, kamu bisa kumpulin bijinya dari air, terus taburin di permukaan air buat jadi tanaman baru.
Bagian 6: Kondisi Ideal Buat Tumbuh
Biar eceng gondok tumbuh subur, pastiin mereka dapet banyak sinar matahari langsung (minimal 6-8 jam sehari) dan suhu hangat antara 21-30°C. Tanaman ini suka air yang bersih dan kaya nutrisi, dengan pH sekitar 6.5-7.5. Eceng gondok tumbuh paling oke di air yang tenang atau berarus lemah, dan kedalaman air sekitar 20-60 cm. Kalau airnya kurang nutrisi, bisa tambahin pupuk cair yang cocok buat tanaman air.
Eichhornia crassipes — Eceng Gondok (Wahler via pinterest)
Bagian 7: Trivia!
Ini dia beberapa fakta menarik yang mungkin baru kamu tau tentang eceng gondok:
(1) Pertumbuhan Super Cepat. Eceng gondok bisa menggandakan populasinya dalam waktu 6-18 hari aja. Ini yang bikin mereka jadi salah satu tanaman air paling invasif di dunia.
(2) Bioenergi. Eceng gondok bisa diubah menjadi biogas dan bioetanol. Satu hektar eceng gondok bisa menghasilkan lebih dari 70.000 m3 biogas per tahun.
(3) Kontrol Nyamuk. Karena eceng gondok tumbuh di permukaan air dan menutupi area yang luas, mereka bisa mengurangi populasi nyamuk dengan menutupi permukaan air dan menghalangi nyamuk untuk bertelur.
(4) Kerajinan Tradisional. Di beberapa negara, eceng gondok digunakan sebagai bahan baku untuk membuat kerajinan tangan seperti tas, topi, dan furniture. Batang tanaman ini kuat dan fleksibel, cocok untuk anyaman.
(5) Makanan Ternak. Meski beracun untuk manusia jika dikonsumsi dalam jumlah besar, eceng gondok bisa diolah menjadi pakan ternak setelah proses fermentasi untuk menghilangkan racunnya.
(6) Penyerbukan oleh Lebah. Bunga eceng gondok sering dikunjungi oleh lebah dan serangga lain untuk nektarnya, yang membantu dalam proses penyerbukan tanaman lain di sekitarnya.
Eichhornia crassipes — Eceng Gondok (ignartonosbg via pixabay)
Ringkasan
Eceng gondok mempunyai berbagai kegunaan baik itu dalam fungsi estetika, struktural, dan lingkungan. Namun, karena pertumbuhannya yang cepat dan kemampuannya yang invasif, Eceng Gondok kemudian menjadi masalah utama sebagai gulma air yang mengancam ekosistem air tawar di banyak tempat di dunia.
Eceng gondok cocok untuk tema lanskap yang bertema alami dan modern dan kurang cocok untuk taman renaissance atau klasik yang formal.
Perbanyakan eceng gondok cukup mudah. Bisa pake benih, stek batang, dan anakan. Begitu juga denga perawatannya, tinggal pastiin dia dapet sinar matahari langsung dan di air yang tenang.
De Laet C, Matringe T, Petit E. 2019. Eichhornia crassipes: a Powerful Bio-indicator for Water Pollution by Emerging Pollutants. Sci Rep . 9 (7326). ↩︎