Lanskap Tematik

Tema Mesopotamia

Oleh Luthfi Nur Ilman dan Kartika Handayani; Terbit Pertama Kali 24 Juni 2024

Pendahuluan

Mesopotamia, yang sekarang dikenal sebagai bagian dari Irak modern, dianggap sebagai salah satu tempat kelahiran peradaban manusia. Mesopotamia, yang berarti “antara dua sungai” dalam bahasa Yunani, mengacu pada wilayah yang terletak di antara Sungai Tigris dan Efrat. Lanskap Mesopotamia yang didesain ulang dalam konteks modern membawa elemen-elemen khas peradaban ini ke dalam ruang terbuka kita. Mau tau lebih jauh gimana asal usulnya tema ini bisa ada? Penataan tanamannya kayak gimana? Lokasi bisnis apa aja yang cocok? Simak terus artikel ini buat tau jawabannya!

Bagian 1: Asal Usul

Sejarah Mesopotamia penuh dengan dinasti dan kerajaan yang silih berganti. Peradaban Sumeria, yang muncul sekitar 3500 SM, dikenal dengan penciptaan tulisan kuneiform dan pembangunan ziggurat. Kerajaan Akkadia di bawah kepemimpinan Sargon Agung menyatukan kota-kota Sumeria dan menciptakan salah satu kekaisaran pertama di dunia. Kemudian, Babilonia menjadi terkenal di bawah pemerintahan Hammurabi, yang memperkenalkan kode hukum tertulis. Kekaisaran Asyur dikenal dengan kekuatan militernya dan pembangunan kota-kota besar seperti Nineveh. Akhirnya, peradaban ini berakhir dengan penaklukan oleh Persia pada 539 SM1.

Pembangunan Ziggurat
Pembangunan Kota Nineveh

Bagian 2: Sejarah Singkat

Tema Mesopotamia membawa kita ke kawasan yang disebut “Bumi antara Dua Sungai” di Timur Tengah, tempat bersejarah di mana beberapa peradaban awal manusia tumbuh subur. Dimulai sekitar 3500 SM, peradaban Sumeria muncul sebagai yang pertama di kawasan ini. Mereka tidak hanya menemukan sistem tulisan pertama, kuneiform, tetapi juga membangun kota-kota berdinding tanah yang megah dan ziggurat, struktur piramida bertingkat yang berfungsi sebagai tempat ibadah dan administrasi.

Kemudian, pada sekitar 2350 SM, kerajaan Akkadia di bawah Sargon Agung menyatukan kota-kota Sumeria dan mengukir sejarah sebagai salah satu kekaisaran pertama dalam sejarah. Sargon mengembangkan sistem administrasi sentral yang efisien, memperluas wilayah kekuasaannya secara signifikan.

Pada abad-abad berikutnya, Babilonia menjadi pusat perhatian di Mesopotamia, dengan puncak kejayaannya di bawah Hammurabi sekitar 1792-1750 SM. Hammurabi terkenal karena menyusun Kode Hammurabi, satu dari kode hukum tertulis pertama dalam sejarah, yang menetapkan hukum dan sanksi untuk masyarakatnya.

Pada periode berikutnya, Mesopotamia menjadi arena persaingan antara berbagai kekuatan, termasuk Asyur, yang mendirikan kerajaan yang kuat pada sekitar 1365 SM. Mereka terkenal dengan keterampilan militer mereka dan membangun kota-kota megah seperti Nineveh. Mesopotamia akhirnya jatuh ke tangan Kekaisaran Persia pada 539 SM, mengakhiri era kuno ini tetapi mewariskan warisan budaya dan teknologi yang luar biasa.2

Kota Nineveh

Bagian 3: Detail-Detail Menarik

Terdapat bangunan monumental yang berbentuk piramida berundak, yang berfungsi sebagai tempat ibadah dan pusat kota. Tema ini juga terkenal dengan pengelolaan airnya yang canggih untuk pertanian, yang melibatkan kanal, bendungan, dan tanggul. Taman Babilon adalah salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno, yang diyakini dibangun oleh Raja Nebukadnezar II yang menerapkan tema ini.

Area yang terstruktur dengan baik, penggunaan batu dan air, serta penanaman tanaman yang cocok untuk iklim kering dan panas adalah ciri utama. Penggunaan air sebagai elemen penting, baik sebagai fitur estetika maupun fungsional. Replika patung dewa-dewi Mesopotamia atau relief kuno dapat menambah nuansa historis3.

Sistem Irigasi Masa Mesopotamia

Bagian 4: Penataan Tanaman

Dalam tema Mesopotamia, penataan tanaman harus mencerminkan kondisi iklim dan estetika kuno wilayah tersebut, seperti penataan yang simetris dan teratur, mirip dengan taman-taman kerajaan Mesopotamia. Struktur berundak dapat digunakan sebagai elemen dekoratif atau pusat taman.

Bagian 5: Tanaman yang Cocok

Tanaman yang tahan terhadap kondisi kering dan panas sangat cocok untuk tema Mesopotamia. Untuk kategori pohon, seperti Pohon Zaitun dan Pohon Kurma mempunyai makna simbolis dan ikonik. Selain itu, Pohon Jujube tahan terhadap kondisi iklim kering dan panas, serta memiliki buah yang dapat dikonsumsi. Tanaman pertanian utama di Mesopotamia kuno, yaitu Gandum dan Barley dapat ditanam dalam petak kecil sebagai elemen dekoratif. Semak aromatik, seperti rosemary, thyme, dan lavender, memberikan aroma khas dan tahan terhadap kondisi kering.

Pemilihan tanaman ini gak cuma memberikan penampilan yang sesuai dengan tema sejarah, tetapi juga mempertimbangkan kebutuhan tanaman untuk tumbuh dalam kondisi iklim yang mirip dengan Mesopotamia kuno. Tanaman dipilih yang mencerminkan kondisi iklim kering dan panas yang khas dari wilayah ini, serta memiliki makna atau sejarah kultural yang relevan

Bagian 6: Lokasi Bisnis yang Cocok

Desain lanskap bertema Mesopotamia cocok untuk berbagai jenis lokasi bisnis, terutama yang ingin menghadirkan nuansa historis dan eksotis, seperti:

(1) Resor dan Hotel: Tempat yang ingin menawarkan pengalaman unik dan mendalam bagi tamu.

(2) Taman Hiburan atau Taman Kota: Area yang menggabungkan edukasi sejarah dengan rekreasi.

(4) Museum dan Pusat Budaya: Tempat yang ingin memberikan pengalaman immersive tentang sejarah dan budaya kuno.

(5) Restoran dan Kafe: Menawarkan suasana makan yang berbeda dengan dekorasi dan lanskap bertema Mesopotamia.

Dengan menggabungkan elemen-elemen historis dan estetika dari peradaban Mesopotamia, desain lanskap ini gak cuma menciptakan ruang yang indah, tapi juga mendidik dan menginspirasi pengunjung tentang kekayaan budaya masa lalu.

Mesopotamia Exhibition Documentation (blogs.getty.edu)
Taman Mesopotamia (istockphoto.com)
Restoran (mesopotamiarestaurant.com)

Bagian 7: Trivia!

Berikut beberapa trivia menarik dan jarang diketahui tentang tema Mesopotamia:

(1) Material Tradisional: Menggunakan bahan seperti batu alam, terakota, atau keramik dengan motif atau desain yang terinspirasi dari seni Mesopotamia kuno dapat menambahkan nuansa autentik ke dalam desain lanskap.

(2) Ziggurat Mini: Menggunakan replika ziggurat kecil sebagai fokus utama taman atau halaman depan rumah dapat memberikan nuansa kuno yang kuat dan mengingatkan pada struktur piramida berundak yang menjadi ikon arsitektur Mesopotamia.

(3) Tanaman Simbolik: Memilih tanaman-tanaman seperti kurma atau pohon zaitun yang memiliki makna khusus dalam budaya Mesopotamia dapat menambah kedalaman tema dalam desain.


(4) Taman Terstruktur: Inspirasi dari taman-taman istana Mesopotamia yang simetris dan teratur dapat diimplementasikan dengan penataan tanaman dalam pot atau bedengan yang terorganisir dengan baik.

(5) Patung dan Relief Klasik: Penggunaan replika patung atau relief dewa-dewi Mesopotamia dalam desain lanskap dapat memberikan sentuhan artistik dan sejarah yang kuat. Hal ini tidak hanya mempercantik taman, tetapi juga menghormati warisan budaya mereka.

(6) Penggunaan Awal Beton: Mesopotamia mungkin adalah salah satu peradaban pertama yang menggunakan beton untuk konstruksi.

Ringkasan

Desain lanskap bertema Mesopotamia menghidupkan kembali keindahan peradaban kuno yang berkembang di antara Sungai Tigris dan Efrat, dikenal karena inovasi seperti sistem tulisan kuneiform, ziggurat, dan taman-taman istana yang megah. Tema ini mencerminkan budaya dan teknologi maju dari peradaban seperti Sumeria, Akkadia, Babilonia, dan Asyur.
Tanaman yang cocok untuk tema ini adalah tanaman yang tahan terhadap kondisi kering dan panas. Elemen desain yang khas meliputi penggunaan replika ziggurat mini, sistem irigasi terinspirasi Mesopotamia, patung atau relief dewa-dewi kuno, serta bahan bangunan tradisional seperti batu alam dan terakota. Penataan tanamannya terstruktur dan simetris mencerminkan estetika Mesopotamia yang terorganisir dan geometris.
Tema lanskap ini cocok untuk resor dan hotel, taman hiburan, restoran dan kafe, museum, serta taman kota. Lokasi-lokasi ini dapat memanfaatkan desain bertema Mesopotamia untuk menciptakan suasana eksotis dan historis yang unik, memberikan pengalaman mendalam bagi pengunjung dan menonjolkan kekayaan budaya dari peradaban kuno ini.

Referensi

  1. Postgate, J. N. (1992). Early Mesopotamia: Society and Economy at the Dawn of History. Routledge. ↩︎
  2. Pollock, S. (1999). Ancient Mesopotamia: The Eden that Never Was. Cambridge University Press. ↩︎
  3. Nemet-Nejat, K. R. (1998). Daily Life in Ancient Mesopotamia. Greenwood Press. ↩︎

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top