Lanskap Tematik

Tema Scandinavian

Oleh Luthfi Nur Ilman dan Kartika Handayani; Terbit Pertama Kali 24 Juni 2024

Scandinavian Heritage Park (stephentravels.com)

Pendahuluan

Tema Scandinavian dikenal dengan gaya yang sederhana, fungsional, dan estetis. Mengedepankan keterkaitan antara manusia dan alam, desain ini menekankan pada penggunaan bahan alami, palet warna netral, serta pencahayaan yang baik. Keindahan minimalis dan kenyamanan menjadi ciri khas utama yang membuatnya semakin populer di berbagai belahan dunia.

Bagian 1: Asal Usul

Gaya Scandinavian berasal dari negara-negara Nordik seperti Swedia, Norwegia, Denmark, Finlandia, dan Islandia. Gaya Scandinavian mulai mendapatkan pengakuan internasional pada tahun 1950-an ketika pameran desain dari Nordik diperkenalkan di Eropa dan Amerika Serikat. Desainer terkenal seperti Alvar Aalto, Arne Jacobsen, dan Hans Wegner memainkan peran penting dalam mempopulerkan estetika ini. Mereka menonjolkan fungsionalitas, kesederhanaan, dan keindahan alami dalam karya-karya mereka, yang kemudian menjadi dasar dari desain Scandinavian modern.

Desain Karya Alvar Aalto (visitraseborg)
Desain Karya Arne Jacobsen (pinterest.com)

Bagian 2: Sejarah Singkat

Sejarah tema Scandinavian dipengaruhi oleh banyak faktor budaya, sosial, dan ekonomi. Gaya ini mulai menonjol pada pertengahan abad ke-20, di mana desain dari negara-negara Nordik seperti Swedia, Norwegia, Denmark, Finlandia, dan Islandia, mendapat pengakuan internasional yang besar. Pada tahun 1950-an, pameran desain dari Nordik memperkenalkan estetika yang sederhana, fungsional, dan estetis ke Eropa dan Amerika Serikat.

Salah satu pionir utama dalam perkembangan desain Scandinavian adalah arsitek dan desainer seperti Alvar Aalto, Arne Jacobsen, dan Hans Wegner. Mereka menonjolkan fungsionalitas, kesederhanaan, dan keindahan alami dalam karya-karya mereka, yang menjadi dasar dari desain Scandinavian modern. Desain mereka tidak hanya menekankan pada estetika, tetapi juga pada kualitas material dan kenyamanan pengguna, menciptakan sebuah gaya hidup yang harmonis dengan lingkungan sekitar.

Pada tahun 1960-an dan 1970-an, desain Scandinavian semakin dikenal luas di dunia internasional. Produk-produk desain dari negara-negara Nordik, seperti furniture, lampu, dan peralatan rumah tangga, mendapatkan popularitas yang besar karena kualitasnya yang tinggi dan desain yang elegan namun praktis. Konsep “democratic design” yang mementingkan fungsi, kualitas, dan harga yang terjangkau, menjadi salah satu daya tarik utama dari desain Scandinavian, sehingga dapat diakses oleh berbagai kalangan masyarakat1.

Hingga saat ini, desain Scandinavian terus berkembang dengan penekanan yang kuat pada keberlanjutan, penggunaan bahan-bahan alami, dan integrasi teknologi modern. Gaya ini gak cuma jadi tren dalam dunia desain interior dan eksterior, tetapi juga mengilhami filosofi hidup yang menekankan keseimbangan, kenyamanan, dan keindahan yang tahan lama.

Bagian 3: Detail-Detail Menarik

Kayu, batu, dan kain alami sering digunakan untuk menciptakan suasana hangat dan ramah lingkungan2. Warna putih, abu-abu, dan krem mendominasi gaya ini, memberikan kesan bersih dan luas. Setiap elemen desain memiliki fungsi jelas, menghindari dekorasi berlebihan. Jendela besar dan skylight sering ditemukan dalam desain Scandinavian, memaksimalkan cahaya alami. Tanaman hijau ditempatkan di berbagai sudut untuk menambahkan kesegaran dan kehidupan pada ruang.

Kebun dan ruang luar dalam desain Scandinavian biasanya dirancang dengan minimalis, menggunakan elemen-elemen yang diperlukan untuk menciptakan ruang yang harmonis dan fungsional. Ruang terbuka yang luas dengan tanaman yang tersebar digunakan untuk memberikan kesan lapang dan bebas3.

Bagian 4: Penataan Tanaman

Penataan tanaman dalam desain lanskap Scandinavian menekankan pada kesederhanaan dengan pola simetris untuk menciptakan kesan rapi dan teratur serta pola geometris untuk menambah visualisasi yang menarik. Menggunakan pagar tanaman rendah atau batu alam untuk membatasi area tertentu.
Selain itu, ditambahkan pot-pot tanaman yang bisa ditempatkan di teras atau balkon.

Bagian 5: Tanaman yang Cocok

Untuk menciptakan lanskap dengan tema Scandinavian, penting untuk memilih tanaman yang gak cuma sesuai estetika tapi juga fungsional dan gampang dirawat. Untuk kategori pohon, seperti Pohon Pinus dan Pohon Birch dapat menambahkan elemen vertikal yang menarik dalam lanskap. Semak, seperti Lavender yang aromatik dan Boxwood ideal untuk pagar tanaman dan topiary. Rumput hias, seperti Pennisetum spp. menambah estetika lanskap.

Penutup tanah, seperti Siklok, Sedum, dan Hosta punya bentuk daun yang menarik. Dengan menggunakan tanaman-tanaman ini, tema Scandinavian dapat diwujudkan dengan menciptakan ruang yang sederhana, fungsional, dan estetis. Tanaman-tanaman tersebut juga mendukung prinsip keberlanjutan dan terhubung dengan alam yang menjadi ciri khas dari gaya Scandinavian.

Bagian 6: Lokasi Bisnis yang Cocok

Berikut ini adalah lokasi bisnis yang cocok dengan tema Scandinavian:

(1) Kafe dan Restoran: Menggunakan desain Scandinavian untuk menciptakan suasana yang nyaman dan mengundang bagi pelanggan.

(2) Kantor: Menambahkan elemen alami dan minimalis untuk menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan menenangkan.

(3) Hotel dan Penginapan: Menawarkan pengalaman menginap yang nyaman dan modern dengan sentuhan alami.

(4) Ruang Publik dan Taman Kota: Menggunakan prinsip desain Scandinavian untuk menciptakan ruang terbuka yang ramah lingkungan dan menyenangkan bagi masyarakat.

Dengan memadukan estetika yang sederhana dan fungsionalitas tinggi, tema Scandinavian dalam dapat menawarkan keindahan yang abadi dan kenyamanan yang tak tertandingi.

Kafe dan Restoran (behance.net)
Hotel dan Pneginapan (nordicbh.com)
Kantor (officesnapshots)
Taman Publik (nordicexperience.com)

Bagian 7: Trivia!

Berikut adalah beberapa info menarik dari tema Skandinavian:

(1) Pengaruh Bauhaus: Meskipun Skandinavian design terkenal dengan karakteristiknya sendiri, banyak prinsip dasarnya dipengaruhi oleh gerakan Bauhaus dari Jerman, tapi desain Scandinavian lebih fokus pada kehangatan dan keindahan alami.

(2) Pencahayaan Alami: Cahaya alami menjadi elemen yang sangat penting dalam desain Scandinavian. Jendela besar dan dinding putih digunakan untuk memaksimalkan cahaya yang masuk, memberikan ilusi ruang yang lebih luas dan terang.

(3) Desain Demokratis: Salah satu prinsip utama dari desain Scandinavian adalah konsep “democratic design”. Produk-produk dirancang dengan mempertimbangkan aspek fungsionalitas, kualitas, dan harga yang terjangkau.

(4) Penggunaan Warna Hitam: Meskipun desain Scandinavian identik dengan palet warna netral dan terang, warna hitam sering digunakan sebagai aksen. Warna hitam menambah kontras dan kedalaman pada desain, menciptakan tampilan yang lebih dinamis dan elegan.

(5) Tradisi Kerajinan Tangan: Banyak produk desain Scandinavian masih dibuat dengan tangan menggunakan teknik tradisional. Ini menciptakan koneksi yang kuat antara masa lalu dan masa kini, serta menekankan nilai keterampilan dan keahlian.

(6) Sustainable Design: Negara-negara Nordik dikenal dengan pendekatan mereka terhadap keberlanjutan. Banyak desain Scandinavian menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan dan memprioritaskan efisiensi energi.

Ringkasan

Tema Scandinavian dalam desain lanskap menekankan pada kesederhanaan, fungsionalitas, dan hubungan erat dengan alam. Bahan-bahan seperti kayu, batu, dan kerikil digunakan secara luas untuk menciptakan rasa harmonis dengan lingkungan sekitar.
Penataan tanaman dalam Tema Scandinavian ditata dengan pola simetris untuk menciptakan kesan rapi dan teratur serta pola geometris untuk menambah visualisasi yang menarik. Penggunaan tanaman yang tahan banting dan sesuai dengan iklim.
Lokasi bisnis yang cocok dengan tema ini adalah Kafe dan Restoran, Kantor, Toko Ritel, Hotel dan Penginapan, serta Ruang Publik dan Taman Kota untuk menciptakan ruang terbuka yang ramah lingkungan dan menyenangkan bagi masyarakat..

Referensi

  1. Brolin, B. C. (2002). The Designer’s Guide to Scandinavian Design. Wiley. ↩︎
  2. Wingård, L., & Eriksson, R. (2017). Sustainable Scandinavian Design: Lifestyles and Materials. Swedish Design Movement. ↩︎
  3. Pallasmaa, J. (2009). The Thinking Hand: Existential and Embodied Wisdom in Architecture. Wiley. ↩︎

1 komentar untuk “Tema Scandinavian”

  1. Pingback: Epipremnum aureum — Sirih Gading – Luthfi Nur Ilman

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top